Ibrahim B. Sayed, seorang ahli fisika dan profesor obat-obatan nuklir dari
Universitas Louisville, AS, mengungkapkan kekagumahnya atas kebenaran ayat-ayat
Al-qur'an tentang fenomena-fenomena alam dari pandangan ilmu pengetahuan "Telah
terbukti dalam sejarah, Islam tidak pernah berselisih dengan sains, dan
Al-qur'an tidak berkontradiksi atau berlawanan dengan penemuan-penernuan salns
modern. Sejalan dengan itu para pakar Barat memuji ilmuwan-ilmuwan Muslim yang
telah menguasai Ilmu pengetahuan jauh lebih dulu dari mereka. Bahkan 1400 tahun
sesudahnya, sains modern mulai menerangi kebenaran wahyu-wahyu Al-qur'an dan
menguatkan keabsahannya." tutur Ibrahim B. Sayed selanjutnya.
Antara
lain ia mengutip surah an-Nur: 43 yang isinya menceritakan bagaimana Tuhan
mencucurkan hujan dari awan yang dltiupkan angln ke suatu tempat dan menjadl
mendung yang klan pekat dan padat. "Tidakkah kaulihat Allah menggiring awan dan
mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpang tindih. Maka kaulihat hujan pun
turun dari celah-celahnya. Pada saat tersebut Allah menggambarkan proses
terbentuknya awan dan hujan yang mengucur dari awan-awan itu. Fenomena ini sudah
dikenal seluruh umat manusia dan bukan sesuatu yang luar biasa.
Akan
tetapi, satu hal yang belum diketahui kebanyakan manusia adalah kelanjutan ayat
tersebut yang bercerita tentang komet-komet salju, yang di situ dinamakan
gunung-gunung dari baradin. Tetapi anehnya, bukan berasal dari awan, melainkan
dari langit atau ruang angkasa. "Dan Allah menurunkan dari langit, gunung-gunung
berisi butiran-butiran es yang dijatuhkan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya,
dan dipalingkan dari siapa pun yang dikehendaki-Nya."Ayat-ayat senada dapat
dijumpai pula pada surah al-Baqarah: 22 yang mengatakan bahwa A1lah menurunkan
air dari langit dan bukan dari awan. Juga pada surah Ibrahim: 32 serta an-Nahl:
10 dan 65.
Masalahnya ialah, mengapa Allah menyatakan bahwa ia menurunkan
air dari langit, bertentangan dengan pernyataan lainnya bahwa air itu turun dari
awan? Bila tidak dipelajari secara cermat, penggal kedua ayat 43 surah an-Nur
tersebut, yang menyatakan bahwa Allah menurunkan gunung-gunung berisi
butiran-butiran es, akan membuat orang kafir lebih meremehkan dan memandang
rendah firman-firman Tuhan. Sebab yang dimaksud dengan baradtn dalam ayat Itu,
atau hati dalam bahasa Inggrisnya, adalah hujan beku atau batu es.
Ayat
ini dengan jelas menerangkan bahwa Tuhan menurunkan gunung-gunung berisi
bola-bola es atau komet-komet salju dari langit ke bumi. Sampai tahun 1986
fenomena tersebut belum diketahui manusia. Barulah pada tahun 1988 kebenaran
ayat itu mendapat konfirmasi dari ilmu pengetahuan, atau dalam bahasa yang lebih
tepat, ilmu pengetahuan baru menemukan kebenaran ilmiah yang sudah lama
diungkapkan oleh Alquran. Dr. Louis Frank, seorang ahli fisika dari Universitas
Iowa (boleh dicatat nomor teleponnya, 319/3351695), mempelajari data yang
dikumpulkan oleh satelit Dynamic Explorer 1 sejak tahun 1981 hingga 1986.
Satelit tersebut merekam gambar-gambar ultraviolet, terutama untuk
mempelajari lapisan udara yang mengitari bumi. Dari gambar-gambar ini Dr. Louis
Frank menemukan lubang-lubang yang menembus atmosfer. Hingga saat itu belum ada
yang bisa menerangkan, lubang-lubang apa itu sebenarnya. Ia memilah-milah
sejumlah penjelasan dari berbagai pakar setelah menganalisisnya dengan tekun.
Akhirnya ia menyimpulkan bahwa lubang-lubang itu hanya mungkin terbuat oleh
bola-bola es atau komet-komet salju yang datang dari ruang angkasa (langit).
Ia memperkirakan, tiap komet beratnya sekitar 100 ton, terbungkus oleh
laplsan hidrokarbon berwarna hitam. Komet-komet itu berjatuhan ke bumi
kurang-leblh 100 juta banyaknya tiap tahun, atau 19 butir tiap menit. Ukurannya
kira-kira 30 kaki (20 meter). Menurut Dr. Clayen Yeates, ahli fisika pada
Laboratorium Tenaga Dorong Jet dl Pasadena, komet-komet tersebut berkecepatan 10
km per detik sejajar dengan kecepatan bumi, dan berada 1000 km di atas bumi.
Bola-bola batu atau komet-komet salju itu lalu berpencaran menjadi
butiran-butiran kecil dan menguap dl atmosfer. Akhirnya uap ini akan berjatuhan
sebagal hujan dan menyatu dengan sistem perputaran air di bumi.
Dalam
perhitungan Dr. Louis Frank, tiap 10.000 tahun komet-komet itu dapat mengisi
satu Inci dari seluruh persediaan air yang terdapat di bumi. Maka bumi ini
terbentuk 4,9 biliun tahun yang lalu, dan kejadian tersebut sudah berlangsung
sejak awal terbentuknya bumi, proses turunnya komet-komet itu memang dapat
memenuhi kebutuhan air untuk mengisi semua lautan dan bungkahan-bungkahan salju
dl kutub.
Dengan menggunakan teleskop yang dapat menangkap seisi ruang
angkasa di Observatorium Kltt Peak, Arizona, Dr. Yeates meneropong ke langit dan
melihat bola-bola es jtu berada pada jarak 150.000 km di atas bumi. Ia berhasil
memotret bola-bola es atau komet-komet salju itu kian mendekati bumi. Seraya
mendecak takjub la berkata kepada Prof . Ibrahini B. Sayed, "Sungguh
mengherankan. Hasil-hasil penyelidikan ini sesuai betul dengan ramalan-ramalan
Al-qur'an."
Pengalaman yang agak berbeda terjadi atas diri Prof. Dr.
Germanus, seorang orientalis darj Hongarja. Selaku ahli ketimuran la telah
mengenal Islam sejak lama, tetapi ia bukan Muslim. Ia menguasai bahasa-bahasa
Timur, termasuk Arab dan Turki. Pada suatu hari, secara mengejutkan ia masuk
masjid jami' di New Delhi, India. Di hadapan sejumlah umat Islam yang baru saja
selesai mengerjakan salat Jumat ia bercerita:
"Segala pengetahuan yang
terhimpun selama berabad-abad telah saya tekuni. Beribu-ribu halaman buku sains
telah saya pelajari. Tetapi, jiwa saya bagaikan musafir yang selalu dahaga. Saya
telah mendapat pengetahuan dl otak, namun hati saya mendambakan taman sejuk yang
tidak saya peroleh dalam agama Nasrani. Tiba-tiba pada suatu malam saya bermimpi
didatangi utusan Tuhan, Muhammad, yang sejarahnya telah saya ketahui dan
peranginya saya kagumi. Dalam mimpi Itu Rasulullah yang tampak amat tampan dan
menyebarkan bau wangi berkata kepada saya: Mengapa engkau cemas? Jalan lempang
sudah terbentang di muka engkau. Engkau telah mengenal Islam. Apa sebabnya
engkau tidak mau menempuh jalan yang lempang Itu?"
Esok harinya Germanus
tanpa ragu-ragu lagl segera menganut agama Islam, dan namanya dllengkapi menjadi
Prof. Dr. Abdul Kadir Germanus.
sumber : alsofwa.or.id

Tidak ada komentar:
Posting Komentar